Senin, 10 Maret 2014

Aminoglikosida

Aminoglikosid merupakan senyawa yang terdiri dari 2 atau lebih gugus gula amino yang terikat lewat ikatan glikosidik pada inti heksosa. Dengan adanya gugusan-amino, zat-zat ini bersifat basa lemah dan garam sulfanya yang digunakan dalam terapi mudah larut dalam air.

Aminoglikosid dari sejarahnya digunakan untuk bakteri gram negatif. Aminoglikosid pertama yang ditemukan adalah Streptomisin.

Aktivitas bakteri Aminoglikosid dari Gentamisin, Tobramisin, Kanamisin, Netilmisin dan Amikasin terutama tertuju pada basil gram negatif yang aerobik (yang hidup dengan oksigen)Aminoglikosid merupakan produk streptomises atau fungus lainnya. Seperti Streptomyces griseus untuk Streptomisin, Streptomyses fradiae untuk Neomisin, Streptomyces kanamyceticus untuk Kanamisin, Streptomyces tenebrarius untuk Tobramisin, Micromomospora purpures untuk Gentamisin dan Asilasi kanamisin A untuk Amikasin.

Penggolongan 
Aminoglikosida dapat dibagi atas dasar rumus kimianya sebagai berikut :
  • Streptomisin yang mengandung satu molekul gula-amino dalam molekulnya
  • Kanamisin dengan turunan amikasin, dibekasin, gentamisin, dan turunannya netilmisin dan tobramisin, yang semuanya memiliki dua molekul gula yang dihubungkan oleh sikloheksan
  • Neomisin, framisetin dan paramomisin dengan tiga gula-amino.
Mekanisme Kerja 
Aktivitasnya adalah bakterisid, berdasarkan dayanya untuk menembus dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom (Partikel-partikel kecil dalam protoplasma sel yang kaya akan RNA, tempat terjadinya sintesa protein) di dalam sel.  Proses transalasi (RNA dan DNA) diganggu sehingga biosintesa proteinnya dikacaukan.

Penggunaan 
Streptomisin (dan kanamisin) hanya digunakan parenteral pada tuberkulosa, dikombinasikan dengan rifampicin, INH dan pirazinamid.
Gentamisin dan tobramisin sering digunakan bersamaan suatu penisilin atau sefalosporin pada infeksi dengan pseudomonas. Amikasin terutama dicadangkan untuk kasus pada mana terdapat resistensi bagi aminoglikosida lainnya.

Efek samping 
Semua aminoglikosida terutama pada penggunaan parentera dapat mengakibatkan kerusakan pada organ pendengaran dan keseimbangan (ototoksik) terutama pada lansia, akibat kerusakan pada saraf otak kedelapan. Gejalanya berupa vertigo, telinga berdenging (tinnitus), bahkan ketulian yang tidak reversibel.
Pada penggunaan oral dapat terjadi nausea, muntah dan diare, khususnya pada dosis tinggi.

Resistensi 
Resistensi dapat terjadi agak pesat akibat terbentuknya enzim yang merombak struktur antibiotikum. Informasi genetis bagi enzim-enzim itu dapat ”ditulari” melalui plasmid, hingga resistensi dapat menjalar ke kuman lain.
Streptomisin dan kanamisin paling sering mengalami resistensi, amikasin paling jarang. Masalah resistensi merupakan kesulitan utama dalam penggunaan Streptomisin secara kronik; misalnya pada terapi Tuberkulosis atau endokarditis bakterial subakut. Resistensi terhadap Streptomisin dapat cepat terjadi, sedangkan resistensi terhadap Aminoglikosid lainnya terjadi lebih berangsur-angsur.

Sediaan dari Aminoglikosid 
Sediaan dari Aminoglikosid dapat dibagi dalam dua kelompok :
  • Sediaan Aminoglikosid sistemik untuk pemberian IM atau IV yaitu Amikasin, Gentamisin, Kanamisin dan Streptomisin
  • Sediaan Aminoglikosid topikal terdiri dari Aminosidin, Kanamisin, Neomisin, Gentamisin dan Streptomisin. Dalam kelompok topikal termasuk juga semua Aminoglikosid yang diberikan per oral untuk mendapatkan efek lokal dalam lumen saluran cerna.
Sediaan Aminoglikosid pada umumnya tersedia sebagai garam sulfat. 

Kehamilan dan Laktasi 
Aminoglikosida dapat melewati plasenta dan merusak ginjal serta menimbulkan ketulian pada bayi. Maka tidak dianjurkan selama kehamilan. Obat-obat ini mencapai air susu ibu dalam jumlah kecil dan pada hakekatnya dapat diberikan selama laktasi.
https;//rahma20.blogspot.com
course :http://kumpulan-farmasi.blogspot.com/2010/11/normal-0-false-false-false.html

RACUN KOSMETIK

Wanita memang sering dikiaskan sebagai racun dunia. Banyak novelis dan pengarang lagu (The changchuters misalnya) menebarkan istilah racun dunia bagi wanita cantik yang suka membuat lelaki dimabuk cinta. Terlepas dari kiasan, sesungguhnya kosmata1.jpgwanita kerap menggunakan "racun" untuk meningkatkan penampilannya? Bagaimana bisa?

Hal ini bisa dilihat dari  semakin banyak wanita menggunakan  berbagai kosmetik untuk mempercantik diri. Walau senang menggunakan, banyak yang tidak sadar bahwa kosmetik itu pada dasarnya merupakan racikan yang dibuat dari campuran berbilang-bilang zat kimia yang di antaranya  bisa berpengaruh terhadap kesehatan.

Bila rajin menggunakan kosmetik setiap hari, tentulah tubuh wanita gencar terpapar zat-zat kimia yang tak jarang merupakan racun bagi tubuh. Efek zat-zat kimia  tadi boleh jadi bisa muncul seketika dan bisa juga berdampak secara perlahan lewat perubahan perangai sel-sel tubuh , perubahan reaksi immun tubuh, maupun timbulnya penyakit-penyakit baru. Jika melihat data banyaknya zat kimia yang secara harian dikonsumsi wanita, terutama yang rakus menggunakan kosmetik dan obat pelangsing tubuh, boleh jadi banyak zat kimia yang  buruk bagi kesehatan merasuk ke dalam tubuhnya.kosbi.jpg Baik yang berasal dari bedak, shampo, cleansing cream, lipstick hingga zat pelangsing tubuh.

Menurut riset dari Bionsen, produsen deodorant natural, rata-rata setiap harinya seorang wanita (negara maju) bergelimang 515 zat kimia lewat kosmetik yang dipakainya. Diantara zat kimia yang banyak dipakai adalah paraben (ethylparaben, butylparaben, and propylparaben). Keluarga paraben ini adalah zat pengawet yang sering terdapat pada body wash, deodorant, dan pelbagai cream wajah dan badan. Penggunaan paraben masih menuai kontroversi, karena sebagian ahli menganggap zat ini aman dipakai dan sebagian lagi menganggap dapat memicu kanker payudara bila digunakan secara berlebihan dalam waktu panjang (beberapa penelitian menemukan paraben pada tumor payudara).

Terlepas dari aman atau tidaknya zat-zat kimia tersebut pada tubuh, berikut kami lampirkan jumlah zat kimia yang terdapat pada kosmetik, dan zat kimia mana yang berpotensi menimbulkan efek samping. Zat-zat tersebut lazimnya tertera pada kemasan kosmetik. Tak ada salahnya jika anda mengintip kandungan kimia pada kemasannya, termasuk juga kosmetik dengan bahan tradisional yang bercitra modern.

EYE SHADOW:
Umumnya terdapat 26 Zat kimia. Yang menjadi sorotan adalah polythylene terephthalate karena sering dikaitkan dengan kanker, infertilitas, gangguan hormonal, dan kerusakan organ.

BODY LOTION:
Tercatat 32 zat kimia yang biasa terdapat pada body lotion. Di antaranya methyl paraben, propyl paraben dan polyethylene glycol. Kemungkinan efek samping: ruam kulit, iritasi dan gangguan hormonal.

PARFUM: Terdapat 250 zat kimia pada parfum. Yang agak berbahaya Benzaldehyde. Kemungkinan efek samping: iritasi pada mata, mulut dan kerongkongan; muntah dan kemungkinan berkaitan dengan kerusakan ginjal.

SHAMPO: Rata-rata terdapat  15 zat kimia pada shampo. Di antaranya sodium lauryl sulphate, tetrasodium dan propylene glycol. Kemungkinan efek samping: iritasi  mata (kalau kena mata, lho)

FAKE TAN:
Terdapat 22 zat kimia pada fake tan, di antaranya ethyl paraben, methyl paraben dan propyl paraben. Kemungkinan efek samping: ruam kulit, iritasi dan gangguan hormonal.

HAIRSPRAY:Rata-rata terdapat 11 zat kimia pada hairspray. Yang perlu diperhatikan adalah octinoxate danisophthalate. Kemungkin efek samping: alergi,   iritasi pada mata, hidung dan tenggorokan;  serta  gangguan hormonal.

FOUNDATION:
Rata-rata terdapat 24 zat kimia pada foundation.  Zat yang perlu diwaspadai: polymethyl metacrylate. Kemungkinan efek samping: alergi, gangguan sistem kekebalan tubuh, dan kemungkinan penyebab kanker.

BLUSHER: Rata-rata  ada 11 zat kimia pada blusher. Yang perlu diperhatikn adalah methyl paraben, ethyl paraben dan propyl paraben. Kemungkinan efek samping: ruam, iritasi, dan gangguan hormonal.

LIPSTIK:Rata-rata terdapat 33 zat kimia pada lipstik. Yang perlu diwaspadai adalah methacrylate. Kemungkinan efek samping: alergi dan pemicu kanker.

NAIL VARNISH:
Rata-rata terdapat  31 zat kimia pada pewarna kuku ini. Phthalates adalah zat kimia yang perlu diwaspadai karena berkaitan dengan isyu infertilitas dan  perkembangan janin.

DEODORAN:
Umumnya deodoran mengandung 15 zat kimia. Zat yang perlu diwaspadai adalah isopropyl myristate dan "parfum". Kemungkinan efek samping: iritasi pada kulit, mata, dan paru-paru; pusing dan problema pernafasan
course:http://kumpulan-farmasi.blogspot.com/2010/11/racun-kosmetik.html

BEBERAPA HAL YANG PERLU DIKETAHUI PASIEN SAAT BEROBAT

Ada beberapa hal yg harus kita ketahui dan kita tanyakan secara detail kepada pihak apotek ketika kita berobat atau mendapatkan pengobatan, hal tersebut berguna agar obat-obat yg kita minum bisa bekerja secara maksimal dan bisa cepat sembuh.
Beberapa hal tersebut diantaranya :

Aturan Pakai
Setiap Berapa jam obat harus diminum ???
Berapa kali obat harus diminum itu penting diketahui secara benar, apalagi untuk obat antibiotik atau antivirus, saat disebutkan 3 kali shari kadang kita minum seenaknya sendiri ketika kita sedang ingat. Padahal seharusnya menurut aturan, obat tersebut harus diminum setiap 8 jam agar obat bekerja secara maksimal sma hal nya dgn obat-obat yg mesti diminum 2 kali sehari ato pun 4 kali shari.

Sebelum makan
Artinya obat diminum saat perut dalam keadaan kosong, bukan berarti saat disebutkan obat diminum sebelum makan, mutlak kita minum sebelum makan, tetapi bisa saja kita minum obat tersebut sesudah makan sekitar 2 jam sesudah makan, karena pada selang waktu 2 jam dianggap lambung sudah mulai kosong lagi, sehingga obat-obat yg terpengaruh absorpsinya karena makanan bisa digunakan.

Sesudah makan
Artinya obat tersebut diminum saat perut tidak dalam keadaan kosong, karena ditakutkan obat-obat yg bersifat asam (mis : asam mefenama) bisa mengiritasi lambung saat perut kosong. Usahakan untuk mengisi perut dengan makanan walaupun hanya sedikit atopun hanya dengan roti, dan saat minum obat tidak boleh sampai 2 jam setelah makan, karena setelah 2 jam perut sudah kembali mulai kosong.

Takaran obat
Alat yg kita gunakan untuk menakar obat harus sesuai dengan aturan yg ada, misalnya ketika kita mendapatkan obat syrup dan harus meminumnya dengan ukuran sendok teh ato sendok makan, maka akan menimbulkan berbagai masalah, salah satu diantaranya adalah karena ukuran sendok dimasing-masing tempat bisa berbeda. Dirumah saya kemungkinan ukuran sendok tehnya bisa berbeda dengan ukuran sendok dirumah anda. Yang perlu ada tanyakan saat anda berobat adalah berapa ml yg harus minum, misalnya 5 ml, 10 ml ataukah 15 ml. Ato ketika kita mendapatkan obat dalam bentuk drop, dietiket dituliskan bahwa yg harus diminum adalah 0.5 ml ternyata ketika kita buka sediaan drop tersebut tidak ada ukuran ml ato cc melainkan tetesan. Apa yg akan terjadi??? Pasti anda akan kebingungan (1ml = 20 tetes).

Saat yg tepat untuk minum obat
Yang tidak kalah penting adalah kita harus mengetahui kapan saat yg tepat kita harus minum obat tersebut,(mis : obat antialergi) karena kebanyakan obat antialergi menyebabkan kantuk maka sebaiknya obat tersebut diminum pada malam hari sebelum tidur agar tidak mengganggu aktifitas. Ato contoh lain misalnya furosemid, ketika kita mengkonsumsi furosemid kita akan merasa sering ingin buang air kecil maka obat tersebut sebaiknya diminum pada pagi hari sehingga tidak akan menggangu aktifitas tidur kita dimalam hari.

Sampai kapan anda harus meminum obat
Selain beberapa hal diatas ada satu hal yg juga perlu anda tanyakan sampai kapan obat yg anda peroleh harus diminum. Contohnya :

Antibiotik
Untuk antibiotik dalam sediaan tablet obat harus dihabiskan, minimal penggunaan antibiotik adalah 3 hari dan maksimal penggunaan disesuaikan dengan kondisi masing masing pasien. Sedangkan untuk sediaan syrup kering (biasanya sudah dilarutkan oleh pihak apotek) rata-rata penggunaaan obat adalah 1 minggu dari hari pertama obat dilarutkan (amoksilin syr) dan ada pula yg memiliki batas melebihi 1 minggu. Sama hal nya dengan sediaan tablet, sediaan syrup juga harus diminum sampai habis, tetapi jika untuk syrup sudah melebihi batas waktu yg sdh ditentukan masih sisa maka obat tersebut tida boleh digunakan lagi dan harus dibuang

Analgetik-Antipiretik
Orang awam menyebutnya sebagai obat penghilang rasa sakit (nyeri) dan penurun demam. Obat-obat golongan ini diberikan hanya jika diperlukan, artinya obat tidak perlu diminum sampai habis tetapi obat diminum sampai gejala hilang. Misalnya pemakaian parasetamol yg hanya diberikan ketika pasien demam, dan ketika pasien sudah tdk menunjukan gejala demam, obat bisa dihentikan. Tetapi pemakaian obat demam bisa berbeda ketika hal tersebut digunakan pada pengobatan demam berdarah, pasien yg demamnya turun bisa saja memasuki masa kritis. Sehingga dianjurkan untuk lebih waspada pada penggunaan obat demam.

Untuk itu bertanyalah anda kepada Apoteker ato petugas apotek yg menyerahkan obat kepada anda agar anda mendapatkan pengobatan yang benar. Jika anda mendapatkan pengobatan yg benar maka anda akan segera sembuh. Pepatah mengatakan ”Malu bertanya sesat dijalan”. Semoga bermanfaat............
course :http://kumpulan-farmasi.blogspot.com/2010/12/beberapa-hal-yang-perlu-diketahui.html

ANEMIA

Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal.


Sel darah merah mengandung hemoglobin, yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.
Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh.Umumnya batas minimal untuk kadar hemoglobin pada orang dewasa adalah 12 g/dl untuk wanita serta 14 g/dl untuk laki-laki. Kadar hemoglobin seseorang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain usia, jenis kelamin, etnik, sosioekonomi, letak geografi, kehamilan serta beberapa faktor lainnya.Eritrosit mempunyai masa hidup dalam peredaran darah tepi selama 100-120 hari, dan sekitar 1% dari total eritrosit akan mengalami penghancuran atau destruksi serta penggantian setiap harinya. Eritrosit dibentuk di sumsum tulang, akan beredar di dalam sirkulasi, selanjutnya terjadi destruksi pada limpa, hati serta sumsum tulang. Sisa penghancuran eritrosit terlihat berupa zat warna kuning di urin dan tinja. Terdapat suatu sistem feedback control sehingga jumlah masa eritrosit selalu konstan. Kurangnya kadar hemoglobin di dalam darah akan menyebabkan kurangnya oksigen di dalam darah, karena hemoglobin bertugas mengikat oksigen yang berasal dari udara yang diangkut oleh paru. Oksigen merupakan faktor yang sangat penting dalam mengatur berbagai proses metabolisme sel di dalam tubuh manusia.

Anemia dapat terjadi akibat :
1.      Berkurangnya produksi eritrosit (anemia defisiensi, anemia pada keganasan, anemia pada gangguan ginjal)
2.      Meningkatnya kebutuhan (anemia karena perdarahan, anemia pada kehamilan)
3.     Peningkatan destruksi eritrosit (anemia hemolitik antara lain malaria, thalassemia). Seringkali anemia terjadi akibat adanya penyakit lain atau terjadi beserta penyakit lain yang menyertainya (anemia pada penyakit kronik misalnya TBC ).
Dengan demikian jenis-jenis anemia sangat banyak, tergantung dari penyebab terjadinya anemia.

PENYEBAB
Penyebab umum dari anemia:
Perdarahan hebat
·        Akut (mendadak)
o        Kecelakaan
o        Pembedahan
o        Persalinan
o        Pecah pembuluh darah
·        Kronik (menahun)
o        Perdarahan hidung
o        Wasir (hemoroid)
o        Ulkus peptikum
o        Kanker atau polip di saluran pencernaan
o        Tumor ginjal atau kandung kemih
o        Perdarahan menstruasi yang sangat banyak

Berkurangnya pembentukan sel darah merah
·        Kekurangan zat besi
·        Kekurangan vitamin B12
·        Kekurangan asam folat
·        Kekurangan vitamin C
·        Penyakit kronik

Meningkatnya penghancuran sel darah merah
·        Pembesaran limpa
·        Kerusakan mekanik pada sel darah merah
·        Reaksi autoimun terhadap sel darah merah
·        Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
·        Sferositosis herediter
·        Elliptositosis herediter
·        Kekurangan G6PD
·        Penyakit sel sabit
·        Penyakit hemoglobin C
·        Penyakit hemoglobin S-C
·        Penyakit hemoglobin E
·        Thalasemia
 
Gejala 
Gejala umum yang terjadi pada seseorang dengan anemia adalah lemas, pusing, cepat lelah, mudah mengantuk, sesak napas, berdebar, tampak pucat yang dapat dilihat dari konjunktiva di bagian mata. Kadang dapat dilihat kulit yang kering, kuku yang tampak tidak sehat atau kulit yang berwarna kuning. Keadaan ini dapat menyertai orang yang sulit makan, sakit lama, terdapat perdarahan kronik (menstruasi banyak dan lama, infeksi cacing tambang, dan lain-lain), kelainan bawaan pada eritrosit, penyakit keganasan, ibu hamil dan menyusui serta orang lanjut usia. Pada pemeriksaan fisik bisa sampai ditemui adanya pembesaran limpa, hati, kelenjar limfe, pembesaran jantung, tergantung dari beratnya anemia.
Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung.
Course :http://kumpulan-farmasi.blogspot.com/2010/12/anemia.html

FUROSEMID


Furosemide atau ‘pil air’, adalah obat yang digunakan untuk mengurangi bengkak/edema dan penyimpanan cairan yang disebabkan oleh berbagai macam masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung atau hati. Furosemide juga digunakan untuk pengobatan tekanan darah tinggi/hipertensi. Furosemide bekerja dengan membloking absorpsi garam dan cairan dalam tubulus ginjal, sehingga menyebabkan peningkatan jumlah urin yang diekskresikan. Efek diuretik furosemide dapat menyebabkan deplesi cairan tubuh dan elektrolit dalam tubuh.

Indikasi
Furosemide tablet diindikasikan pada pasien dewasa dan anak-anak untuk pengobatan edema yang dihubungkan dengan gagal jantung kongestif, sirosis hati, dan penyakit ginjal, termasuk syndrome nephritic. Furosemide tablet juga digunakan pada dewasa untuk pengobatan hipertensi.

Efek Samping
Setiap obat mempunyai efek samping, tetapi beberapa orang ada yang tidak menunjukkan efek samping, ada yang sedikit yang menunjukkan efek samping, dan ada yang menunjukkan efek samping. Furosemide menimbulkan efek samping sebagai berikut :anemia, sensasi abnormalitas kulit, kejang kandung kemih, penglihatan kabur, konstipasi/sembelit, kram, pusing, demam, iritasi mulut dan lambung, kemerahan, sedikit ikterik, kejang otot, telinga berdengung, fotosensitivitas, inflamasi vena, mual, jaundice. Biasanya frekuensi urin maksimal sampai enam jam setelah dosis pertama, dan akan menurun setelah mengkonsumsi furosemide dalam waktu beberapa minggu.

Cara penggunaan
Furosemide ada yang dalam bentuk oral (tablet) dan injeksi (IV/IM). Untuk yang penggunaan oral mungkin pasien sudah familiar , tetapi untuk yang injeksi biasanya pasien diberikan injeksi oleh dokter. Untuk penggunaan injeksi dirumah, maka pasien akan diberikan latihan tentang cara penggunaan injeksi oleh petugas kesehatan. Dalam hal ini pasien harus benar-benar mengerti apa yang telah diajarkan baik tentang pengaturan dosis sampai teknik aseptic sebelum melalukan injeksi. Pasien tidak diijinkan untuk meningkatkan dosis sendiri lebih dari yang telah diresepkan atau berhenti menggunakan obat tanpa konsultasi terlebih dahulu kepada dokter. Dosis yang diberikan tergantung pada keadaan klinis pasien dan respon terhadap terapi. Pada anak-anak penggunaan dosis lebih dari 6 mg/kgBB tidak dianjurkan. Pemakaian dosis pertama mungkin akan meningkatkan jumlah urin atau pasien akan sering BAK, oleh karena itu supaya tidak mengganggu kenyamanan tidur pasien, maka dianjurkan untuk mengkonsumsi obat sebelum jam 6 sore.

Dosis
Untuk pemberian injeksi dosis Minimal/Maximal untuk dewasa adalah 10 mg/600mg. untuk anak-anak dosis Minimal/Maximal adalah 0.5mg/kg / 6 mg/kg. Sedangkan untuk pemberian secara oral untuk dewasa dosis Minimal/Maximal adalah 20mg / 600mg, dan untuk anak-anak dosis Minimal/ Maximal adalah 0.5mg/kg / 6mg/kg.
Untuk pengobatan edema, pada dewasa bisa digunakan Furosemide tablet 20-80 mg sigle dose. Jika dibutuhkan, pada dosis yang sama dapat diberikan 6-8 jam berikutnya atau dosis bisa ditingkatkan. Dosis bisa ditingkatkan 20 atau 40 mg dan tidak diberikan kurang dari 6-8 jam berikutnya. Pasien dengan sigle dose harus diberikan satu atau dua kali sehari (misal : pada jam 8 pagi dan 2 siang). Untuk anak-anak dapat juga diberikan per oral tablet dengan dosis 2 mg/kg BB diberikan single dose. Jika respon diuretik tidak juga hilang maka dosis dinaikkan 1-2 mg/kg BB diberikan 6-8 jam setelah pemberian sebelumnya, asalkan pemberian dosis tidak mencapai kadar minimal yaitu lebih dari 6 mg/kgBB.
Pada pengobatan hipertensi dapat juga diberikan furosemide tablet 80 mg, biasanya dibagi menjadi 40 mg dan diberikan dua kali sehari. Jika respon tidak begitu memuaskan, dapat ditambahkan agen antihipertensi yang lain. Tetapi perubahan tekanan darah harus selalu dimonitor ketika furosemide diberikan dengan agen antihipertensi yang lain. Untuk mencegah tekanan darah yang turun secara mendadak, dosis agen-agen yang lain harus dikurangi minimal 50% ketika furosemide tablet ditambahkan ke dalam regimen.
Durasi furosemide adalah 6-8 hari dimana waktu paruhnya adalah 2 hari, sehingga pemberian ulang dosis setiap dua hari jika perlu. Obat diekskresikan lewat urin.


Peringatan
Pada pasien sirosis hepatik dan ascites, terapi Furosemide adalah yang terbaik.Tetapi diuretik yang berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi dan volume darah dalam sirkulasi menurun dan mungkin juga terjadi trombosis dan emboli, dimana khususnya pada pasien-pasien orang tua. Karena dengan adanya efektif diuretik, deplesi elektrolit dapat terjadi selama terapi furosemide, khususnya pada pasien yang menerima dosis tinggi. Semua pasien yang menerima terapi furosemide harus diobservasi untuk tanda/gejala/ketidakseimbangan elektrolit (hiponatremia, hipokloremik alkalosis, hipokalemia, hipomagnesemia, hipokalemia) : mulut kering, haus, lemah, lethargi, cepat lelah, nyeri otot, fatigue, hipotensi,dll. kenaikan gula dalam darah juga harus diobservasi, oleh karena itu pasien dengan riwayat DM harus mengatakan pada dokter. 

Informasi untuk pasien
·        pasien harus diberi tahu tentang efek samping furosemide diatas
·        untuk obat injeksi, jika telah berubah warna dan tutup vial rusak sebaiknya obat tidak digunakan lagi
·        jauhkan obat dari jangkauan anak-anak dan binatang peliharaan
·        jika lupa tidak minum obat, segera minum obat segera mungkin ketika ingat. tetapi jika sudah waktunya untuk dosis berikutnya, obat yang terlupakan tadi tidak perlu diminum dan dilanjutkan saja jadwal minum obatnya. dan jangan minum 2 obat sekaligus untuk dosis yang terlupakan.
·        furosemide yang sediaan liquid tidak boleh digunakan lagi setelah 60 hari.
·        memastikan pasien dapat menggunakan furosemide secara injeksi sendiri
·        mengingatkan pada pasien untuk tidak menaikkan dosis sendiri atau berhenti minum obat tanpa konsultasi ke dokter menginformasikan pada pasien bahwa setelah minum obat, pasien akan sering BAK, jadi jangan minum obat ketika hendak tidur atau beraktivitas karena dapat mengganggu.
course:http://kumpulan-farmasi.blogspot.com/2011/01/furosemid.html

Makanan Banyak Mengandung vitamin B Mungkin Menurunkan Risiko Keluhan PMS (Pre-Menstrual Syndrome)

   Wanita yang mengkonsumi makanan kaya vitamin B mempunyai risiko premenstrual syndrome (PMS) lebih rendah, kata para peneliti. Wanita yang mengkonsumsi makanan banyak mengandung vitamin B seperti bayam dan sereal yang diperkaya dengan vitamin B memiliki risiko 25% lebih rendah menderita keluhan PMS, menurut penelitian yang diterbitkan American Journal of Clinical Nutrition secara online bulan Februari 2011.  Keluhan PMS berat yang mempengaruhi sekitar satu dari enam wanita, kadang kala diobati dengan baik pil KB atau antidepresan, kata Bertone-Johnson, yang turut menulis penelitian. Mengurangi kemungkinan PMS dengan diet mungkin menjadi alternatif untuk beberapa perawatan, yang mahal dan dapat memiliki efek samping, katanya.
Para peneliti mengamati pola makan lebih dari 3000 wanita yang telah mengisi survei makanan tiga kali lebih dari 10 tahun. Selama waktu ini, sekitar 1000 perempuan mengalami gejala PMS sedang hingga berat seperti kecemasan, depresi, iritabilitas, sakit perut, kelelahan dan  kembung. The Institute of Medicine merekomendasikan wanita dewasa makan masing-masing 1,1 miligram tiamin dan riboflavin per hari. Tetapi para peneliti menemukan bahwa jumlah yang lebih tinggi diperlukan untuk menunjukkan manfaat, Bertone-Johnson mengatakan. Perempuan yang melaporkan makan sekitar 1,9 mg thiamin per hari kurang cenderung memiliki keluhan PMS,sekitar dua dari lima PMS dibandingkan dengan tiga dari lima wanita yang mengkonsumsi sekitar 1,2 mg/hari. Angka-angka ini realtif sama  untuk wanita yang mengkonsumsi sekitar 2,5 mg riboflavin perhari dibandingkan dengan wanita yang mengkonsumsi sekitar 1,4 mg per hari. Dan Hal ini mudah dilakukan untuk mengkonsumsi makanan banyak dan riboflavin tiamin sehari, Bertone-Johnson mengatakan. Itu sekitar dua sampai tiga mangkuk sereal difortifikasi, tiga perempat cangkir kacang kering, atau sekitar tiga ons daging merah.
Sekitar satu hingga dua mangkuk sereal difortifikasi yang banyak mengandung riboflavin, atau tiga-ons hati sapi. Hal inilah pertama kalinya bahwa nutrisi makanan dikaitkan dengan risiko keluhan PMS, kata Dr. Ellen Freeman, profesor kebidanan/ginekologi dan psikiatri di University of Pennsylvania di Philadelphia. "Ini menunjukkan bahwa vitamin B mungkin memiliki peran dalam menurunkan gejala" dari PMS, Dr Freeman, yang tidak terlibat dalam penelitian ini. Terlepas dari kenyataan bahwa PMS telah dipelajari selama beberapa dekade, tidak ada yang benar-benar tahu apa penyebabnya, Bertone-Johnson mengatakan. Suplemen - yang dalam studi tidak diketemukan kaitannya dengan gejala PMS - adalah cara yang populer untuk mengobati PMS, meskipun tidak ada bukti mereka efektif, menurutNational Institutes of Health.
course:http://kumpulan-farmasi.blogspot.com/2011/04/makanan-banyak-mengandung-vitamin-b.html

Sabtu, 08 Maret 2014

Amoxicillin
Amoxicillin
Indikasi:
Amoksisilina efektif terhadap penyakit:
Infeksi saluran pernafasan kronik dan akut: pneumonia, faringitis (tidak untuk faringitis gonore), bronkitis, langritis.
Infeksi sluran cerna: disentri basiler.
Infeksi saluran kemih: gonore tidak terkomplikasi, uretritis, sistitis, pielonefritis.
Infeksi lain: septikemia, endokarditis.

Kontra Indikasi:
Pasien dengan reaksi alergi terhadap penisilina.

Komposisi:
Tiap sendok teh (5 ml) suspensi mengandung amoksisilina trihidrat setara dengan amoksisilina anhidrat 125 mg.
Tiap kapsul mengandung amoksisilina trihidrat setara dengan amoksisilina anhidrat 250 mg.
Tiap kaptab mengandung amoksisilina trihidrat setara dengan amoksisilina anhidrat 500 mg.

Cara Kerja Obat:
Amoksisilina merupakan senyawa penisilina semi sintetik dengan aktivitas anti bakteri spektrum luas yang bersifat bakterisid. Aktivitasnya mirip dengan ampisilina, efektif terhadap sebagian bakteri gram-positif dan beberapa gram-negatif yang patogen.
Bakteri patogen yang sensitif terhadap amoksisilina adalah Staphylococci, Streptococci, Enterococci, S. pneumoniae, N. gonorrhoeae, H. influenzae, E. coli dan P. mirabilis.
Amoksisilina kurang efektif terhadap spesias Shigella dan bakteri penghasil beta-laktamase.

Posologi:
Dosis amoksisilina disesuaikan dengan jenis dan beratnya infeksi.
Anak dengan berat badan kurang dari 20 kg: 20 - 40 mm/kg berat badan sehari, terbagi dalam 3 dosis.
Dewasa atau anak dengan berat badan lebih dari 20 kg: 250 - 500 mg sehari, sebelum makan.
Gonore yang tidak terkompilasi: amoksisilina 3 gram dengan probenesid 1 gram sebagai dosis tunggal.

Efek Samping:
Pada pasien yang hipersensitif dapat terjadi reaksi alergi seperti urtikaria, ruam kulit, pruritus, angioedema dan gangguan saluran cerna seperti diare, mual, muntah, glositis dan stomatitis.

Interkasi Obat:
Probenesid memperlambat ekskresi amoksisilina.

Cara Penyimpanan:
Simpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk dan kering.

Peringatan dan Perhatian:
Pasien yang alergi terhadap sefalosporin mengakibatkan terjadinya "cross allergenicity" (alergi silang).
Penggunaan dosis tinggi atau jangka lama dapat menimbulkan superinfeksi (biasanya disebabkan: Enterobacter, Pseudomonas, S. aureus, Candida), terutama pada saluran gastrointestinal.
Hati-hati pemberia pada wanita hamil dan menyusui dapat menyebabkan sensitivitas pada bayi.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Jenis: Tablet

Produsen: PT Indofarma
https://rahma20.blogspot.com